Friday 3 July 2015

NARUTO GAIDEN CHAPTER 9 – AKU AKAN MELINDUNGIMU

NARUTO GAIDEN CHAPTER 9 – AKU AKAN MELINDUNGIMU 

 
NARUTO GAIDEN CHAPTER 9 – AKU AKAN MELINDUNGIMU


Di markas musuh.
‘Swirl… Swirl.. Swir..’
Suara kepingan logam menyatu menjadi sebuah bentuk kesatuan. Tangan.. Ya! Serpihan logam-logam khusus dengan lubang di tengahnya itu membentuk, menyelimuti tangan buntung Shin (botak), dengan kata lain.. sekarang dia mempunyai lengan buatan dari kesatuan kepingan logam tadi.

Pisau yang tak terhitung jumlahnya……
“Oh..” Mata Shin melotot.
Sakura harus berhadapan dengan Shin dan 6 buah bunshin shin yang tengah menodongkan senjata ke arahnya.
Latar Berpindah.

BERANGKAT UNTUK MENOLONG SAKURA.. SUSANNO’O MENARI-NARI DI UDARA.
Susanno’o Sasuke terbang di atas awan, di dalam Susanno’o itu….
“…….” Sarada memandang punggung Sasuke, bayang-bayang Sakura muncul dalam pikirannya. Serangkaian ingatan kembali mewarnai pikirannya. Kata-kata Sasuke sebelumnya masih membekas dalam memori Sarada.

**”Tidak, ini semua salahku! Tak peduli bagaimanapun kau melihatnya!” Kata-kata yang diucapkan Sasuke saat dia dikalahkan oleh Shin (botak) dipertarungan mereka yang pertama.”**

**”Isteriku bukanlah wanita yang lemah!” Kata-kata yang diucapkan Sasuke saat berada di markas Orochimaru.**
“………” Sarada bertanya-tanya dalam batinnya. “Bagaimana perasaan pria ini pada ibuku? Sebenarnya ada apa diantara mereka? Wanita di foto itu dengan ayahku, dan dia adalah……” Sarada jadi terbayang wajah Karin juga.

‘CLAP’
Sarada terkejut ketika tangan Naruto tiba-tiba mendarat lembut di pundaknya. Naruto melemparkan senyuman kepadanya.
Melihat Naruto yang tersenyum, Sarada lantas ikut tersenyum. Senyuman yang terlihat tulus, dari dalam hatinya. Namun tiba-tiba mimik mukanya berubah serius. Dia bergumam dalam hati.

‘Tak ada gunanya memusingkan hal itu sekarang, seperti kata Nanadaime. Yang harus ku lakukan sekarang adalah menolong Mama. Selain itu tidak ada lagi.’ Kata Sarada sembari terus memikirkan Sakura.

“.. Yeph, ada disekitar sini. Naruto aku serahkan pelacakannya padamu.” Kata Sasuke.
“Oh!” Sahut Naruto.
Latar menunjukkan tebing-tebing batu dengan banyak gua di dalamnya.
‘Thump….. Wush..’

Sesuatu menghantam rongga gua. Pertarungan antara Shin (botak) dan Sakura ternyata sudah berlangsung. Sakura Nampak terdesak, berdiri diantara reruntuhan batu.

Tanpa ampun dan jeda Shin melancarkan serangan berikutnya, melempar fuma shuriken yang terbuat dari logam-logam khususnya tadi. Fuma shuriken itu berputar-putar di udara.
Dan….. tiba-tiba, sebuah pedang ekstra besar meluncur begitu saja, menembus apapun yang diterjangnya, termasuk.. tangan buatan Shin.

“Arggh..”
‘Swooost……..’
‘BLAAM’
Sebuah ledakan terjadi.
“Apaa ini??!” Shin terkejut. “Ughh.” Sekarang, dia sudah ada dalam genggaman tangan Susanno’o Sasuke. Tangan itu lantas meremasnya.

“GAAAAHHH!!” Teriakannya semakin keras.
“MAMAA!!” Teriak Sarada.
‘Crush’

Sasuke mencabut logam yang menancap di lengan Sakura. Sasuke tak mau buang waktu, dengan cepat dia mengaktifkan Amaterasu. Api hitam membakar logam tersebut.
“Terimakasih Sayang.”
“Kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri kan?”

“Iya.” Sakura kelihatan lelah, tapi dia bahagia. Sasuke memegang lengannya yang luka.
Sarada.. Dia yang berlari ke arah Sasuke dan Sakura mendadak menghentikan langkahnya, tersenyum.

“Seperti yang diharapkan, kalau kekuatan matanya telah kembali.. Sasuke memang sangatlah kuat.”
“Awww! Kenapa sih dia harus jadi ayahnya Sarada? Kenapa tidak jadi ayahku saja?” Gerutu Chouchou.

Bunshin-bunshin Shin melihat ke arah Susanno’o Sasuke yang masih menggenggam tubuh asli Shin (botak). Setelah Susanno’o itu menghilang…………
“Kita telah melumpuhkannya, dia sudah tak dapat bergerak lagi.”

“Urrkk..” Shin (botak) kesakitan.
“Nah, kami akan membawamu ke Konoha guna keperluan penyelidikan.”
Shin ternyata masih belum kalah. “Pfft.. Jangan yakin dulu!!” Katanya.

‘Saat ini aku harus menggunakan shin (kecil) sebagai umpan, dan segera pergi dari sini.’ Pikir pria botak itu.
“Kalian semua..!! Lakukan!” Teriaknya. Memerintahkan Shin-Shin kecil yang ada di belakangnya.

‘Huft.. Huft’ Shin (botak) itu terengah-engah.
Sesuatu yang tak biasa terjadi..
‘JLEEBB…’

Tak disangka, Shin-shin kecil itu bukannya membantu tetapi malah menusuk ‘ayahnya’ dengan senjata yang ada di tangan mereka. Dia ditusuk bersamaan dari lima arah. Darah segera menetes dari luka-luka dan mulutnya.

“???????!!” Shin (botak) dan semua yang ada di situ sangat heran, tercengang dengan pemandangan di depan mata mereka.
“A-apa yang kalian lakukan?”

“Cukup! Ayah.. Sekarang tubuhmu sudah tua! Kau sudah tak layak pakai dan sudah waktunya dibuang.” Kata Salah seorang Shin kecil.
“K-kalian semua!!! Aku.. Aku adalah tubuh asli!!!!!”

“Kekuatan matamu sudah melemah yah! Mulai sekarang.. kamilah yang akan berevolusi. Itu lebih masuk akal kan?”
Sakura yang sedari tadi hanya bisa jadi penonton kini mulai berkomentar.
“Sudah kuduga hal semacam ini pasti akan terjadi!”

Mereka banyak sekali, Naruto dan yang lainnya sekarang sudah dikepung oleh banyak Shin kecil. Disana ada berbagai tipe Shin, ada Shin yang bertubuh standar, ada Shin bertubuh kurus dengan muka cekung, ada juga Shin yang gendut. Mereka semua berkumpul, siap menyerang.

Percakapan diantara Shin kecil dan Shin botak masih berlanjut di tengah-tengah penyerangan itu.
“Kenapa kalian melakukan semua ini?”

“Kami sudah tumbuh, kami tak butuh ayah lagi!” Jawab salah seorang Shin kecil.
“Whoaaa.. Mereka banyak sekali!! Ada beberapa yang gendut juga ya! Aku dapat melihatnya” Kata Chouchou.

“Serahkan pada mereka saja Chouchou!” Jawab Sarada.
“Sepertinya mereka bukan bunshin!!” Ucap Sakura.
**

‘Pooop… Pooop…’
Naruto berlari sembari merapal jutsunya.
“TAJUU KAGEBUNSHIN NO JUTSU.”
Ada banyak Naruto sekarang, jumlah yang kuantitasnya kurang lebih bisa mengimbangi jumlah shin-shin berambut bawang itu.

Bunshin-bunshin Naruto mulai bertarung dengan para Shin.
‘BLAAAR’
Langkah kaki raksasa menginjak tanah, membuat tanah disekitarnya retak. Shin berambut bawang gendut dalam bentuk raksasa muncul. Sasuke yang mengetahuinya dengan tanggap langsung melompat, menyelubungi dirinya dengan sebagian chakra Susanno’o, membentuk tinju dengan chakra itu.. meninju pipi si raksasa dan berhasil membuat raksasa itu terhuyung. Roboh.

Darah masih menetes dari mulut Shin botak, dia tak melakukan pergerakan, hanya diam dan mengamati keadaan.
Sakura, Sarada dan Chouchou berada di belakang tubuh Naruto yang asli, ketika Makhluk kecil bermata satu (Juubimon) dengan diam-diam mendekati mereka dari belakang, ternyata ini adalah rencana si botak yang ingin memanfaatkan kesempatan ketika semua sibuk sendiri-sendiri dengan kekacauan itu. Dia melebarkan matanya,

bersiap-siap melakukan jutsu perpindahan melalui makhluk kecil bermata satu itu. Dia lalu membatin.
‘Ini kesempatanku, aku butuh organ pengganti!”
"??!!" Naruto menoleh. Menyadari rencana si botak.
‘Akan ku bawa para gadis itu bersamaku.’ Pikir si botak.

“SARADA!!” Teriak Sasuke.
“Aku mengerti apa yang harus aku lakukan!” Sarada bersiap-siap melayangkan tinjunya.
‘BAAAAAMM’

Sarada melayangkan tinjunya ke arah makhluk kecil itu, membuatnya tertekan dengan dahsyat ke tanah, sampai tanahnya retak.
“Kau! Makhluk kecil sialan!!” Teriak Sarada.

Pria botak itu hanya bisa tertegun melihatnya.
‘Sudah mati.’
**

Mereka sepertinya sudah benar-benar dikepung, segerombolan Shin berambut bawang berduyun-duyun datang kepada mereka, dalam jumlah besar. Dari arah belakang.
“Yekz… Dari sebelah sana juga!!” Kata Chouchou. Naruto yang asli, Sakura dan Sarada menoleh ke belakang.

Naruto membentuk segel tangan. Bersiap-siap membuat kage bunshin lagi.
“Lebih baik ku coba menyerang mereka lagi!” Kata Naruto
“Mundur Sarada….” Perintah Sakura.

--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 9 | Written by DNI ---


‘WUUSSH’
Sarada melompat, bersamaan dengan dilemparnya senjata oleh salah seorang Shin berambut bawang.
“Ehhh?” Gumam Naruto.

“??!!” Sakura bertanya-tanya.
Sarada meluncur..
“Kedua jurus ini tidak diturunkan tanpa alasan!!” Sarada berhasil menghindari lemparan senjata itu, sharingan dengan satu tomoenya aktif.

“??!!” Sakura, Naruto dan Choucho memandangnya dengan tercengang-cengang. Beda dengan Sasuke yang memandang anaknya dengan senyuman bangga.

“KEDUANYA MELINDUNGIKU..” Sarada sudah berada di udara, bersiap melayangkan tinjunya ke tanah.
“SHANAROO!! (Keparat kalian!!)”

Pasukan Shin kecil dapat dipukul mundur sebab tinju Sarada membuat tanah dan bebatuan disekitarnya retak dan ambles.
EMOSI YANG MELUAP-LUAP! MAJU SARADA!

"Tunggu Kelanjutan Naruto Mangan Chapter 10"

No comments:

Post a Comment

Kasih Komentarnya Kawan :)